Kamis, 30 Juni 2011

Duka 1924

1924.....
Belum semua orang tahu tahun ini. Saat saya menamakan blog dan email saya mentari1924, banyak teman saya yang bertanya, “tahun apa itu?” lucunya ada yang berkomentar dan bertanya,”itu tahun lahirmu yah?” waah setua itukah saya? Hehe... tapi satu sisi, nama blog ini bisa menjadi washilah dakwah juga, semoga... Hhhmmm.... saya tidak akan membahas panjang lebar tentang sejarah blog ini, tapi mau mencoba sedkit bercerita tentang angka 1924.
Sebetulnya jika ingin bercerita ada apa dibalik 1924, tentunya memerlukan waktu dan space yang panjang juga. Tapi saya akan batasi saja. Saat itu wilayah Islam terhampar sangat luas. Membuat musuh-musuh Islam tergiur untuk mencicipi bagian demi bagiannya. Belum lagi wilayah Islam sangat kaya akan sumber daya alam, khususnya minyak. Inggris dijuluki Negara yang Tidak Pernah Tenggelam, memiliki keinginan kuat untuk membuat Khilafah Islamiyah berkeping-keping dan bahkan lenyap selamanya.
Mustafa Kemal Attaurk dipilih Inggris untuk menjalankan misinya. Muastafa adalah sosok yang penuh dengan kemampuan agitasi terhadap musuhnya. Inggris sangat membenci khilafah dan umat Islam saat itu. Kebencian Inggris ini berhasil ditularkan kepada agennya yaitu Mustafa Kemal. Inggris mengirim mustafa agar melakukan revolusi di daulah Utsmani saat itu. Aktifitas Mustafa diawali dengan mengadakan muktamar kebangsaan di Swiss dan berhasil menghasilkan berbagai keputusan. Keputusan yang tepenting adalah tentang kemerdekaan Turki dan Mustafa diangkat menjadi ketua komite saat itu. Walhasil mustafa membentuk parlemen tandingan dan memboyong para anggotanya ke Ankara. Turki saat itu dirongrong oleh musuh-musuh Islam yang haus dengan kekalahan Islam. Inggris dan Perancis merongrong dari dalam dan mendorong Turki agar merdeka dari Khilafah Islam. Sementara di dalam negeri pun mulai timbul pergerakan untuk menentang Sultan. Ankara menjadi pusat revolusi. Melihat hal ini, Sultan tak bisa diam, beliau mengerahkan pasukannya dan sebagian rakyat yang masih tsiqoh bersatu di bawah bendera Sultan. Namun Mustafa tak kalah semangatnya untuk terus mengobarkan nasionalisme. Sehingga nasionalisme mulai tersebar. Opini umum pun digiring untuk mendukung nasionalis. Di sini kita lihat bagaimana agitatifnya Mustafa demi hancurnya Khilafah Islam.
Kondisi menjadi berpihak ke mustafa. Mustafa mengeluarkan selebaan yang mengajak umat Islam untuk memilih Komite Kebangsaan di Ankara, sementara pemerintahan yang sah ada di Istanbul. Mustafa benar-benar licik, dia mengetahui bahwa jika dia langsung menghapus khilafah maka itu bisa menimbulkan amarah yang sangat besar di kalangan rakyat saat itu. Walaupun sebagian besar rakyat sudah terpengaruh dan mulai membenci Sultan, tapi umat Islam secara syuur masih menginginkan Khilafah. Mustafa berupaya smooth menjalankan misinya, yaitu dengan mengagas pemisahan kekuasaan politik dan khilafah. Untuk menguatkan idenya, Mustafa mengambil 80 anggota dewan dari pendukungnya.
Saat rapat Komite berlangsung, Mustafa dan 80 anggota dewannya mengikuti jalannya sidang dengan cermat dan jeli. Ternyata opini umum yang beredar di Komite, bahwa mereka menentang pendapat dan usulan Mustafa untuk memisahkan kekuasaan politik dari Khilafah. Hal ini dikarenakan dalam Islam kekuasaan dan Khilafah adalah satu. Untuk apa ada Khilafah kalau tidak ada wewenang untuk memutuskan hukm atau menjalankan syariat Islam? Karena kesal dan emosi melihat semua opini umum itu, akhirnya Mustafa melangkah ke depan dan dengan marah mengatakan kepada semua anggota Komite kalau Khilafah telah merampas kekuatan rakyat Turki, mengekang kebebasan rakyat Turki dan sebagainya. Saat dilakukan vooting apakah setuju dengan pendapat Mustafa atau tidak. Ternyata yang mengangkat tangan menyatakan setuju dengan Mustafa hanya sedikit saja, tapi anehnya hasil akhir sidang memutuskan bahwa Kesultanan dihapus saat itu.
Mustafa tidak berhenti sampai di sana, tapi dia terus melakukan makar untuk menyempurnakan misinya menghancurkan Khilafah secara total. Setiap anggota dewan yang membela Sultan (Khalifah) maka tidak bisa aman dari Mustafa. Mustafa membunuhnya sepulang dari rapat Komite. Masyarakat dihantui ketakutan karena ancaman dari Mustafa. Begiitu seterusnya, sampai semua upaya dilakukan untuk membungkam umat Islam yang masih tsiqoh mempertahankan Khilafah. Mustafa terus membuat isu yang mampu membangkitkan perlawanan kepada Khilafah. Sehingga pada tanggal 3 Maret 1924 dengan lantangnya Mustafa mengumumkan bahwa resmi Khilafah dihapuskan. Khalifah diusir dan harus meninggalkan Turki segera. Khalifah Abdul Majid hanya membawa satu koper berisi beberapa lembar pakaian dan sedikit uang.
Inilah duka 1924, sejak saat itu umat Islam resmi tidak memiliki ibu. Tak ada lagi perisai ummat. Tak ada lagi yang menaungi umat. Justru sebaliknya, taring-taring musuh Islam selalu mncabik-cabik tubuh umat. Sedikit demi sedikit pun umat terkoyak dan terlelap dalam tidurnya yang panjang, menahan tangis dan sakit karena koyakan taring itu. 1924 menjadi momen yang harus selalu diingat oleh umat Islam. Karena pada tahun itu kehormatan Khilafah dihancurkan, Khalifah dihinakan.
Saat umat mulai tergeliat dari tidurnya yang panjang, maka musuh-musuh Islam itu selalu meniupkan ke telinga umat Islam, “tidurlah kembali, teruskan mimpimu yang indah...waktumu masih panjang..”
Wahai umat Islam, seruan demi seruan pengemban dakwah telah memenuhi seantero dunia, jadi bangunlah segera! Jangan terbuai di kasurmu yang empuk. Bangkitlah! Ingatlah kembali masa-masa yang menyakitkan di tahun 1924! Duhai umat Muhammad, tak layak terus berdiam diri dan menutup mata terhadap semua kedzaliman musuh-musuh Islam kepada kita! Ayo kita satukan kekuatan untuk kembali mewujudkan Khilafah! Gaung Khilafah telah membahana, kuatkan langkah kita, mantapkan niat kita, berjuang menegakkan Khilafah Islamiyyah!!
Allohu Akbar!!

1 komentar: