Jumat, 01 Juli 2011

Mentari, Samudra dan Hujan

Mentari....
Semua orang tahu jika mentari selalu memancarkan sinarnya dan menerangi dunia. Mentari menyambut semua orang di pagi hari dengan ceria. Tak peduli apakah orang2 itu sehat, sakit, kaya, miskin, laki-laki, perempuan, tua, muda, sedang bahagia atau bermasalah atau dengan sejumlah perbedaan lainnya. Tapi mentari selalu tersenyum manis, memberikan kehangatan sinarnya di pagi hari. Memberi energi positif kepada siapapun di pagi hari. Tak terbayang jika mentari tak menyambut kita di pagi hari, apa jadinya? Malas beraktifitas, bad mood atau bahkan tak bersemangat jalani apapun. Jika sudah seperti itu, maka kita begitu merasakan pentingnya kehadiran mentari di sisi kita. Tapi kadang, karena mentari selalu muncul di pagi hari, dianggap sebagai suatu hal yg biasa padahal keberadaannya luarr biasa. Tapi mentari tak peduli apa dan bagaimana respon orang. Dia selalu ada, selalu tersenyum, selalu memberikan kehangatan kepada siapapu. Yaa.. inilah mentari yang kehadirannya kita butuhkan dan selalu dinantikan...
Samudra....
Samudra begitu luas.. membiarkan siapapun mengarunginya. Siang malam, hujan atau pun panas terik, samudra tetaplah luas, tetap terbentang dan tetap lapang. Samudra yang luas memberikan kesempatan kepada siapapun untuk menikmati keluasannya, menyuguhkan “hidangan lezat” Sang Pencipta, membuat siapapun yg melihatnya takjub dan kagum pada Pelukisnya yaitu Alloh. Samudra memberikan kenyamanan kepada siapapun yang meilhatnya. Membuat dada yg sesak menjadi lega, menjadi mata yg sempit menjadi terbuka lebar manyapu semua pemandangan yg luas. Samudra yang tetap tenang dan bersatu dengan mentari menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Baik saat mentari datang di pagi hari ataupun saat mentari tenggelam.
Hujan....
Hujan dinantikan setiap orang. Air yang turun ke tanah dengan aromanya yg khas membuat siapapun yang menciumnya merasa begitu nyaman. Hujan menenangkan siapapun. Bunyinya yang khas terasa begitu indah terdengar di telinga. Menjadi orkestra alam yang menakjubkan. Jika lama tak turun hujan, maka banyak orang resah, khawatir, karena air sumber kehidupan kedua. Saat turun hujan, orang pun besorak, menunjukkan syukurnya kepada Sang Pencipta. Saat air turun ke bumi, kesejukkan begitu terasa. Meredam insan yang sedang panas hatinya. Menjernihkan pikiran insan yang sedang kalut. Memberikan kenyamanan hati pada insan yang sedang galau. Inilah hujan, yang kehadirannya selalu dinantikan dan dirindukan. Membasahi daun-daun yang kering dan membuatnya hijau kembali.
Mentari, samudra dan hujan adalah simbol bagi 3 sahabat perjuangan, yang selalu bersama untuk saling menguatkan, selalu ada untuk mengokohkan satu sama lain, dan selalu melangkah bersama menggapai tujuan yang mulia. Ketulusan dan kesolidan ketiganya menjadi kekuatan untuk terus merajut perjuangan Islam. Saat salah satu diantara ketiganya tak ada, seolah ada yang terhempas dan ada yang hilang. Namun ketikapun ketiganya tak bersatu lagi, perjuangan harus tetap dijalankan tak boleh ditinggalkan. Karena perjuangan ini hanya untuk Alloh saja.
Sungguh, saat sekarang ketiganya tak bersatu lagi karena dipisahkan ruang dan waktu, ada sesuatu yang hilang dari hati, dan merindukan masa-masa kebersamaan silam. Yaa inilah persahabatan karena Alloh, persahabatan yang muncul karena perjuangan di JalanNYA. Sekarang aku hanya bisa berdoa, semoga antunna dimanapun berada tak pernah melupakan persahabatn yang kita jalin. Selalu menyelipkan namaku dalam doa antunna. Semoga mentari pagi hari selalu mengingatkan antunna kepadaku. Begitupun aku yg selalu ingat antunna jika melihat dan merasakan hujan ataupun samudra. Kehadiran antunna bagitu aku rindukan. Kelapangan dan keluasan samudra begitu teringat jelas, saat samudra memaafkan dan bijak menyikapi setiap permasalahan. Kata-kata hujan yang membasahi setiap relung hati, menggugah dan mampu membuat siapapun berkontemplasi dengan untaian katanya. Aku benar-benar merindukan masa-masa seperti dulu lagi. Semoga Alloh selalu melindungi antunna dimanapun dan dalam kondisi apapun. Mentari hanya berharap agar samudra dan hujan selalu dikuatkan dan dikokohkan dalam setiap langkah perjuangan Islam dan Khilafah... Allohu Akbar..
-sahabat yg merindukanmu dan mencintaimu karena Alloh-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar