Dari Abdullah bin Amr radhiallahu'anhu mengatakan, “Bahwa Rasulullah ` bersabda, Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.’”. [H.R. Muslim].
Senin, 25 Juni 2012
Berantas Narkoba dengan Sistem Islam
Tidak semua orang tahu hari ini, 26 Juni adalah Hari Anti Narkoba Sedunia, tidak sefamiliar Hari AIDS sedunia 1 Desember, atau bahkan 14 Februari sebagai hari Valentine. Namun tulisan ini dibuat bukan maksud untuk mengangkat momen Hari Anti Narkoba agar menjadi hari yang familiar juga. Akan tetapi, tulisan ini dibuat sebagai sebuah renungan bagi kita sebagai muslim, mengingat semakin banyaknya narkoba yang beredar di Indonesia. Bahkan mirisnya lagi, Indonesia menjadi pasar penjualan narkoba terlaris yang sangat menggiurkan. Ada apa dibalik semua ini? Penulis tertarik untuk menguraikannya dalam bentuk untaian kata dan tentu tidak hanya sebatas itu, tapi yang kita harapkan adalah ada solusi tuntas yang segera bisa kita ejawantahkan untuk membabat habis kasus narkoba.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (Kabag Humas BNN) Sumirat Dwiyanto menjelaskan bahwa saat ini Indonesia tidak berada pada peringkat terbesar negara yang penduduknya sebagi pengguna Narkoba. Akan tetapi, Indonesia menjadi salah satu negara incaran untuk operasi sindikat narkoba internasional. Menurutnya, modus yang digunakan para pelaku sangatlah beragam. Mulai dari memasukannya ke bungkus sabun hingga ke dalam kitab suci seperti Al Quran dan Alkitab. (Jawaban.com 08/06/12). Pemasok narkoba tidak lagi dilakukan oleh orang-orang dari negara di kawasan Afrika Barat, tetapi sudah mulai dilakukan oleh orang-orang Asia, seperti Vietnam, Malaysia, China atau bahkan orang Indonesia asli. Malasyia menjadi negara peringkat pertama pemasok narkoba terbesar ke Indonesia. Masya Allah. Hal yang semakin menyedihkan adalah Jawa Barat menduduki peringkat 2 se-Indonesia setelah DKI Jakarta dalam permasalahan narkoba ini. Kurang lebih sebanyak 850.000 penduduk Jabar mengkonsumsi narkoba, tak terkecuali remaja bahkan anak SD. Na’udzubillah.
Narkoba menjadi salah satu alat untuk merusak generasi kita. Siapapun yang mengkonsumsinya akan lepas kendali dan hilang kesadaran. Sehingga narkoba sangat erat dengan dunia freesex, HIV AIDS dan kriminalitas. Pelakunya sudah tidak ada rasa takut dan bisa nekat berbuat apapun. Jika ii terus dibiarkan, maka kita akan mengalami lost generation dan negeri ini akan semakin rusak. Padahal sejatinya perubahan negeri ini ada di tangan generasi muda. Oleh karena itu perlu ada upaya sistemik untuk membabat habis narkoba sampai ke akar-akarnya.
Persoalan narkoba bukan merupakan persoalan indovidual semata, tapi merupakan bagian dari sistem yang diterapkan saat ini. Jika kita terlisik lebih dalam, para pengguna narkoba ada berawal dari kondisi keluarga yang broken home, mencari kebahagiaan di luar keluarga. Keluarga yang penuh konflik dan berujung pada perceraian menjadi pemicu generasi kita mencari pelarian/”ketenangan” dengan mengkonsumsi narkoba. Ini menunjukkan institusi keluarga saat ini sudah mulai rapuh, tak bisa mewujudkan kondisi yang tenang untuk anggotanya. Berbagai persoalan keluarga muncul dari berbaga faktor seperti adanya wanita/pria idaman lain, tak mencukupinya kebutuhan ekonomi keluarga, fungsi ayah dan ibu yang terwujud dengan baik, semua itu tentunya berawal dari penerapan aturan Kapitalisme Liberal. Sistem ini pulalah yang mengizinkan dan menghalalkan segala jenis barang untuk diperjualbelikan asalkan menguntungkan. Sekalipun barang haram tapi jika bisa mendatangkan keuntungan, maka peredarannya akan dibiarkan dan jika dituntaskan sampai habis maka akan merugikan pihak-pihak tertentu. Selam sistem Kapitalisme ini diterapkan, sekalipun Indonesia mayoritas muslim terbesar di dunia, narkoba akan sulit diberantas tuntas. Ditambah lagi dengan penerapan hukum yang lemah pada pengedar dan pengguna narkoba. Kita tentunya heran saat beberapa waktu lalu pemerintah memutuskan pengurangan grasi Corby, pengedar narkoba asal Australia. Ini menunjukkan bahwa hukum yang ada saat ini memang lemah dan bahkan tidak bisa menuntaskan masalah narkoba. Walhasil pengedar dan pengguna narkoba terus bertambah dan tidak takut dengan hukum yang tidak bisa membuat efek jera dan mencegah orang lain untuk melakukannya.
Oleh karena itu untuk menuntaskan masalah narkoba ini memang perlu dilakukan upaya sistemik dan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat. Langkah pertama yang dilakukan untuk memberantas narkoba ini adalah dengan menanamkan akidah Islamiyah yang kuat kepada seluruh masyarakat. Masyarakat harus ditanamkan rasa takut kepada Allah sehingga tidak berani menyentuh barang haram itu. Narkoba, apapun jenisnya baik ganja, opium, morfin, mariyuana, kokain, ectasy merupakan barang haram, dalinya adalah sanad shahih dari Ummu Salamah ra bahwa Rasulullah SAW telah melarag segala sesuatu yang memabukkan (muskir) dan melemahkan (mufattir). (HR Ahmad, Abu Dawud no 3686) Yang dimaksud mufattir adalah zat yang menimbulkan rasa tenang/rileks dan malas pada tubuh manusia. Selain itu haramnya narkoba juga berdasar kaidah fiqih: Al Ashlu fi al madhaar at tahrim (Hukum asal benda yang berbahaya adalah haram). Kaidah ini berarti bahwa segala sesuatu benda yang berbahaya hukumnya haram, sebab Syariah Islam mengharamkan terjadinya bahaya. Jika ini betul-betul dipahami oleh masyarakat dan generasi muda, maka tentunya akan menjauhi narkoba sepelik apapun permasalahan hidupnya. Aqidah Islam yang kokoh akan menjadikan kita bersandar pada Allah saat menghadapi setiap permasalahan dan tetap menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Langkah kedua yang dilakukan untuk memberantas narkoba adalah dengan penerapan sistem islam secara kaffah dalam bentuk Khilafah islamiyah. Jika masyarakat sudah menyadari pentingnya dan wajibnya menerapkan Islam, maka masyarakat akan bersama-sama memperjuangkan tegaknya sistem Islam. Sehingga Khilafah Islmiyah inilah satu-satunya institusi yang bisa memberatas tuntas masalah narkoba. Islam mengharamkan siapapun yang mengedarkan dan memproduksi narkoba, sehingga pelakunya tidak dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu Khilafah, sebagai pelaksana Syariat Islam, akan menerapkan sanksi yang tegas dan membuat efek jera serta bisa mencegah siapapun untuk melakukannya. Dalam pandangan Islam, memproduksi dan mengedarkan narkoba merupakan dosa besar dan termasuk jarimah (kriminal). Pelakunya akan dikenai sanksi berupa ta’zir yaitu sanksi yang jenis dan kadarnya ditentukan Qadhi (hakim) misalnya penjara, cambuk, hukuman mati dan sebagainya. Sanksi ta’zir ini bisa berbeda sesuai tingkat kesalahannya. Sanksi ini jelas tegas dan tentunya akan diterapkan kepada siapapun yang memproduksi, mengedarkan dan mengkonsumsi narkoba. Ini jelas berbeda dengan sistem saat ini yang sangat lemah menangani kasus narkoba, sehingga tidak bisa memberi efek jera pada pelakunya. Khilafah akan menjaga setiap warga negara agar tetap bisa berkarya dengan memfungsikan akalnya. Jika ada benda atau hal-hal yang bisa merusak akal seperti narkoba, maka Khilafah akan bertidak tegas. Pun Khilafah akan benar-benar memfungsikan pengontrolannya agar tidak ada penyelundupan narkoba ke wilayah bagian Khilafah. Negara-negara luar (yang tidak termasuk bagian Khilafah) tidak bisa memasok atau menjual barang haram itu ke daerah Khilafah. Khalifah akan menginstruksikan struktur negara terkait untuk melakukan pengawasan. Semua itu dilakukan tidak lain adalah agar terwujud kehidupan yang berkah dan selalu ada dalam ridho Allah SWT.
Jelas sudah bagaimana sistem Islam dengan Khilafahnya bisa memberantas tuntas narkoba. Oleh karena marilah kita sama-sama memperjuangkannya agar bisa segera terwujud di bumi ini. Khilafah sudah menjadi janji Allah, tinggal bagaimana kita mengambil peran dalam menegakannya. Allahu Akbar!!
Minggu, 24 Juni 2012
Kondomisasi, Legalkan Seks Bebas
Kebijakan Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi sungguh mengejutkan. Bagaimana tidak? MenKes baru ini mewacanakan membagikan kondom untuk remaja berusia 15-24 tahun dalam rangka menekan angka kehamilan tak diinginkan atau menekan angka aborsi yang terus meningkat.
Menkes mendorong penggunaan kondom untuk kelompok seks berisiko, tak terkecuali remaja yang terlibat perilaku seks berisiko. (detik.com 24/06/12). Parahnya, kebijakan ini sangat didukung oleh MPR. Jelas kebijakan ini menuai pro kontra di tengah masyarakat. Alih-alih menekan angka aborsi dan kehamilan tak diinginkan, kebijakan ini justru semakin menguatkan pergaulan bebas di kalangan remaja. Pembagian kondom secara gratis menunjukkan pelegalan sex bebas oleh negara. Data BKKBN tahun 2010 menunjukkan bahwa 51 persen remaja Jabodetabek sudah tidak perawan lagi, 47 persen remaja Bandung pun mengalami hal yang sama. Pembagian kondom ini seolah-oleh menyiratkan bahwa tidak masalah hubungan seks asalkan menggunakan kondom yang bisa mencegah kehamilan.
Fenomena sex bebas di kalangan remaja ibarat gunung es, fakta yang nampak belum seberapa jika dibandingkan dengan fakta yg sebenarnya. Sebenarnya banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menuntaskan masalah sex bebas ini, tapi justru kebijakannya malah kontraproduktif. Angka freesex semakin meningkat dan tidak pernah bisa tuntas sampai ke akar-akarnya. Program KRR yang digulirkan ke sekolah-sekolah sejatinya malah menginspirasi para remaja untuk melakukannya. Mereka merasa penasaran dengan organ reproduksi dan sebagainya sehingga mencoba untuk mempraktikannya dengan dalih cinta dan kebebasan. Terlebih saat MenKes mempropagandakan hal itu, pastinya angka freesex akan bertambah lagi. Bisa dibayangkan saat remaja menerima kondom itu, kemudian terdorong untuk menggunakannya dengan dalih pemanfaatan, dan itu dilakukannya pada teman atau pacarnya yang belum halal baginya. Ini sungguh menyedihkan dan mengerikan. Berapa banyak lagi remaja yang akan terinspirasi melakukan sex bebas? Na’udzubillah.
Sejatinya kita semua tak menginginkan fakta freesex terus melonjak setiap harinya. Bagaimana jadinya negeri ini, jika generasi muda sibuk melampiaskan nafsu dan kebebasannya dengan sex bebas? Oleh karena itu kita harus segera menuntaskan permasalahan seks bebas ini sampai tuntas ke akar-akarnya. Untuk menyelesaiakan suatu permasalahan, sejatinya kita memang harus melihat akar permasalahannya terlebih dahulu. Hendaknya solusi yang kita ambil benar-benar solutif, bisa menyelesaikan masalah sampai tuntas, tidak menimbulkan masalah baru dan bisa kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
Sungguh, akar permasalahan freesex terus meningkat adalah karena diterapkannya sistem Kapitalisme Liberal, yang membebaskan siapapun untuk melakukan perbuatan. Seks bebas merupakan bagian dari kebebasan berekspresi yang selalu didengungkan. Saat anak sudah mencapai remaja, maka dibebaskan untuk pacaran dan berbuat apapun dengan pacarnya selama tidak merugikan orang lain. Inilah yang selalu dipropagandakan sistem Kapitalisme Liberal dan menjadi suguhan remaja kita sehari-hari di berbagai media, baik televisi maupun internet. Semua tayangan dikondisikan untuk melanggenggkan nilai kebebasan di tengah generasi muda. Dunia malam dan narkoba tak luput menjadi pelengkap saat melakukan freesex. Lengkap sudahlah kerusakan dan kehancuran generasi muda. Na’udzubillah.
Inilah buah dari penerapan Kapitalisme Liberal yang menjadikan akal manusia sebagai rujukan, sudah jelas nampak kerusakannya. Oleh karena itu sungguh tak layak bagi kita mempertahankan aturan yang bisa merusak generasi ini. sejatinya, kita semua harus kembali kepada aturan Allah. Aturan Yang Maha Sempurna, Yang Maha Mengetahui mana yang terbaik untuk manusia dan tentunya aturan yang membawa manusia pada kesejahteraan dunia dan keselamatan akhirat. Itulah aturan Islam, dengan penegakkan Khilafah Islamiyah. Khilafah merupakan institusi yang menjaga generasi dan menjadikannya aset untuk kemajuan umat dan Islam. Khilafah Islamiyah akan menerapkan Syariah Islam secara kaffah dan mampu melibas tuntas sex bebas sampai ke akarnya. Hal ini dikarenakan, Pertama, Aqidah Islam menjadi dasar negara. Artinya warga negara dalam Khilafah akan dipastikan menjadikan Aqidah Islam sebagai ladasan melakukan perbuatan. Setiap muslim akan selalu merasa diawasi oleh Allah, sehingga dia akan takut jika melakukan maksiyat terlebih zina yang merupakan dosa besar. Allah berfirman: Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Hujurat: 18). Banyak ayat dalam Al Quran yang menjelaskan hal ini, sehingga negara akan mengkondisikan bahwa warga negaranya takut kepada Allah didasari keimanan yang kuat.
Kedua, Negara menerapkan sanksi yang tegas pada pelaku seks bebas. Bagi yang belum menikah maka akan dikenakan cambuk 100 kali sebagaimana firman Allah dalam QS An Nur ayat 2; “Perempuan yang berzina dengan laki-laki yang berzina, hendaklah kamu dera tiap-tiap satu dari keduanya itu dengan seratus kali deraan.Dan janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan kasihan kepada keduanya di dalam menjalankan (ketentuan) agama Allah yaitu jika kamu sebenarnya beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan hendaklah hukuman keduanya itu disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” Sementara itu bagi yang sudah menikah maka akan dikenai sanksi rajam sebagaimana kisah Ghamidiyah di zaman Rasul yang sangat terkenal itu. Sanksi yang tegas ini akan mencegah siapapun untuk melakukan seks bebas. Sekaligus menjadi penebus dosanya di akhirat kelak. Berbeda dengan sistem Kapitalisme, pelaku seks bebas dibiarkan berkeliaran dan tidak dikenai sanksi jika dilakukan atas dasar suka sama suka.
Ketiga, Keluarga menerapkan pendidikan berdasar aqidah Islam dan akhlaqul karimah. Keluarga merupakan benteng untuk menjaga pondasi keimanan generasi agar tetap kokoh. Anak-anak yang terlahir akan dididik berdasar aqidah Islam dan senantiasa dikondisikan dengan nilai-nilai Islam. Keempat, Masyarakat menjalankan fungsinya untuk amar maruf nahi munkar. Khilafah akan mendorong setiap anggota masyarakat untuk peka terhadap kondisi sekitarnya dan menjalankan amar maruf nahi munkar. Setiap ada gejala pelaku seks bebas seperti berdua-duan, atau pacaran, maka masyarakat akan mengingatkannya karena kasih sayang pada saudaranya karena masing-masing memahami bahwa kaum mukmin bersaudara sehingga takkan rela saudaranya tercebur pada lembah maksiyat. Inilah gambaran Khilafah menuntaskan permasalahan seks bebas. Sudah sangat jelas bahwa satu-satunya solusi untuk mengurangi kehamilan tak diinginkan dan aborsi adalah dengan menerapkan Islam kaffah dalam wadah Khilafah Islamiyah bukan dengan kondomisasi. Saatnya kita cerdas sikapi setiap fakta yang terjadi di sekitar kita dan turut andil dalam perubahan. Tentunya perubahan ke arah yang lebih baik yaitu dengan turut memperjuangakn tegaknya Khilafah Islamiyah. Allahu Akbar!
Selasa, 12 Juni 2012
LIBURAN BERMAKNA ALA REMAJA SMART WITH ISLAM
Liburan oh liburan.. siapa yang ga seneng denger kata liburan? Liburan serasa surga duniawi setelah melewati masa sekolah dan Ujian Nasional atau Ulangan Kenaikan Kelas. Liburan panjang hadir bagaikan oase di tengah Padang pasir bagi sebagian besar pelajar setelah kurang lebih satu tahun berjibaku dengan teori-teori, rumus-rumus, hapalan-hapalan plus yang ngga ketinggalan tugas rumah alias PR yang terkadang tidak manusiawi karena banyak dan sulitnya. Jangankan liburan, sekedar pulang sekolah lebih awal aja girangnya luar biasa.
Liburan Kapitalis : (ada uang ada senang)
Remaja #smartwithISLAM, pernah ga iseng ngitung atau tahu dalam satu tahun ada berapa hari libur atau berapa kali kita libur? Ternyata lumayan banyak lho, dari mulai libur mengawali tahun baru Masehi ataupun Hijriah, hari kemerdekaan, hari perayaan agama, belum lagi libur panjang semesteran atau kenaikan kelas dan libur-libur lainnya. Wuihh.. banyak ya? Hmm… Mungkin ini juga yang menjadikan para pangajar (guru) terpaksa harus tega memberikan bobot pelajaran yang lumayan berat karna waktu belajar yang kurang namun disisi lain materi-materi pelajaran juga tetep harus tersampaikan. Bagai buah simalakama. Kondisi pembelajaran ini merupakan buah penerapan system pendidikan kapitalis yang berorientasi pada pengumpulan teori yang tidak berkontribusi bagi pembentukan karakter.
Makanya, kondisi yang ga seimbang ini menjadikan para pelajar atau bahkan para gurunya begitu menanti hari libur untuk menghilangkan kepenatan karena tenaga dan pikiran yang telah diporsir ibarat mesin, yang pelajar karna jadwal sekolah yang fullday dengan bobot pembelajaran yang terlalu berat dan banyak belum lagi di tambah jadwal les sepulang sekolah, sedangkan gurunya pun harus mengajar dengan jadwal yang padat belum lagi kalo ada yang mengajar di lebih dari satu sekolah. Jadi, mereka menganggap wajar banget kalo liburan dianggap sebagai moment untuk bersantai dan menikmati kesenangan tanpa beban tanggung jawab yang harus ditunaikan bahkan ngga jarang hari libur dijadikan alasan agar solat juga libur. masyaAllah...
Nah.. disinilah para kapital (pemodal) sigap melihat peluang bisnis dari begitu banyak orang yang butuh hiburan atau sekedar refreshing melepas kepenatan sejenak. Apalagi, budaya hedonis terlanjur jadi life style di negeri yang sekuler (memisahkan agama dalam kehidupan) ini, jadi berapa pun rupiah yang harus di bayarkan mereka rela aja tuh asalkan mereka bisa mendapatkan kesenangan yang mereka inginkan. Banyak alternatif liburan yang bisa di pilih dari mulai liburan di dalam negeri sampai ke luar negeri. Bagi yang akan menghabiskan liburan di dalam negeri tidak perlu khawatir karna tersedia tempat-tempat hiburan dari mulai dari sekedar rumah makan yang bernuansa alam sampai tempat-tempat wisata yang menawarkan berbagai macam permainan. Inilah produk kapitalisme yang mengagungkan uang sebagai standar kebahagiaan. Intinya kita harus membeli kebahagiaan kita sendiri!!. Padahal, setelah menghambur-hamburkan uang untuk liburan dan bebas bersenang-senang, mereka pun mau ngga mau tetap harus kembali “berdamai” dengan rutinitas keseharian, sekolah (belajar) atau bekerja sampai bertemu lagi masa liburan selanjutnya.
Liburan dalam pandangan Islam
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.” QS. Ar-Rum:30. Islam adalah agama fitrah dan seimbang. Islam menganjurkan pemeluknya untuk bekerja juga berlibur. Liburan diperlukan untuk rehat sebentar untuk bisa kembali beraktivitas yang lebih berkualitas namun tetap dalam standar ketaatan kepada Allah swt, bukan untuk berleha-leha atau melakukan kegiatan yang sia-sia apalagi yang mengarah ke kemaksiatan. Na’udzubillah.
Remaja #smatwithISLAM, sebenernya kita ga perlu liburan sampai berminggu-minggu, menghabiskan seluruh waktu hanya untuk having fun. Kenapa? Karna hal itu hanya akan melemahkan aktivitas berfikir dan terbuai dengan kemalasan, belum lagi fisik yang jadi capek sepulang liburan panjang walhasil bukannya semangat buat kembali ke sekolah yang ada buat bangun pagi aja susahnya minta ampun. Betul, kan? Islam, agama sempurna yang kita cintai ini mengatur sedemikian rupa agar manusia tetap bisa hidup dalam kefitrahannya antara hablumminallah (bagaimana hubungan manusia dengan Allah), hablumminannas (hubungan manusia dengan manusia lainnya) dan hablu binafsi (hubungan manusia dengan dirinya sendiri), Rasulullah saw. sebagai panutan umat manusia memberi contoh bagaimana memanfaatkan waktu untuk rehat dan berlibur ditengah aktifitas dakwahnya.
Tentu remaja #smartwithISLAM tahu bahwa hakikat kita diciptakan adalah berIBADAH kepada ALLAH swt. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu” QS. Adzariyat : 56. Oleh karenanya apapun yang kita lakukan harus ditujukan dan bernilai ibadah di hadapan Allah termasuk liburan jangan sampai liburan hanya sekedar melepaskan kepenatan dan kejenuhan belajar dengan menghambur-hamburkan uang atau bersenang-senang yang mengumbar hawa nafsu, apalagi liburan yang melalaikan melaksanakan ibadah, liburan yang diiringi minuman keras dan narkoba, dan liburan yang menyebabkan syirik kepada Allah SWT. Kalo kaya gini sih, berarti membawa sengsara dunia akhirat, sobat.
Liburan bermakna ala Remaja #smartwithISLAM
Kalau remaja #smartwithISLAM ngga bakalan deh pilih hal-hal yang “NOTHING” untuk mengisi waktu libur, karena mereka tahu saat berlibur atau beraktifitas keseharian semuanya akan bermakna jika berada dalam koridor ketaatan kepada Allah swt dan menggapai kebahagiaan atas ridhoNya. So, ayo kita bikin liburan saat ini dan seterusnya menjadi bermakna :
1. Liburan, waktu berbagi dengan keluarga :
Pernahkah kita berfikir sejenak, mungkin ayah dan bunda sangat merindukan perhatian kita ketika kita disibukkan dengan berbagai macam aktivitas sekolah dan lainnya. Jadi gak ada salahnya, luangkan waktu dan perhatian kita untuk orang tua, kakak atau adik, memperbaiki komunikasi harmonis dengan mereka, membantu pekerjaan rumah yang biasa dilakukan orang tua kita, kegiatan bersih-bersih rumah bisa jadi seru loh kalau dilakukan dengan senang hati dan bersama keluarga.
2. Jalin ukhuwah dan silaturahmi dengan saudara dan kerabat :
Kalau mungkin liburan ini belum bisa pulang kampung, bukan berarti peluang pahala lenyap begitu saja. Ayo sejenak kita luangkan waktu untuk mengunjungi saudara, kerabat, dan teman-teman kita. Menjalin kembali hubungan silaturahmi dengan sesama umat muslim itu sangat mulia di hadapan Allah.
3. Liburan, momen tingkatkan kualitas diri
Remaja #smartwithISLAM, jangan sia-siakan liburan panjangmu hanya sekedar untuk bersenang-senang yang berujung pada maksiat. Momen ini pas banget untuk memperdalam ilmu dan pemahaman tentang berbagai hal termasuk tsaqofah Islam. Dengan cara apa? Mengkaji islam for sure.
4. Liburan, bertafakur alam
Alam raya yang Allah SWT ciptakan sangat indah. Kita bisa mendapatkan banyak hal saat kita memandang alam ini dengan tarikan nafas keimanan, bagaimana dari langit yang ditinggikan, dari gunung-gunung kokoh yang ditegakkan dan dari bumi yang dihamparkan bisa menghilangkan segala kepenatan seketika, di jamin juga bisa merefresh tenaga dan pikiran. Tapi ada nilai yang bisa kita dapat dari tafakur alam ini yaitu bertaqqorub ilalloh (mendekat kepada Allah). “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal” QS. Al Imran : 190
5. Liburan, charge ruhiyah
Mungkin saat kita masih sibuk dengan aktivitas atau ritunitas keseharian, kurang bisa optimal dalam beribadah. Nah.. momen saat libur inilah kita bisa lebih khusyuk meningkatkan ibadah mahdhoh (wajib) maupun sunnah. Termasuk membayar hutang shaum Ramadhan yang sering dilalaikan.
Liburan dalam khilafah Islamiyah:
Remaja #smartwithISLAM, pada masa Khilafah Islamiyyah, dimaksudkan untuk merefresh dan mengupgrade keadaan diri. Rasulullah memberi penjelasan bahwa kegiatan yang bisa kita lakukan dengan mengasah fisik seperti olahraga berenang, naik kuda dan bela diri (yang ini tentu sesuai dengan syari’at ya sob!). Rasulullah saw. sebagai panutan umat manusia memberi contoh bagaimana memanfaatkan waktu untuk rehat dan berlibur. Aisyah ra. meriwayatkan bahwa ayahnya, Abu Bakar bertandang ke rumah Aisyah, ketika itu dua budak Aisyah sedang bermain perang-perangan, pada hari-hari Mina. Sedangkan Nabi mengintip perbuatan keduanya di balik bajunya. Abu Bakar melarang keduanya melakukan hal tersebut. Maka Nabi membuka bajunya seraya bersabda: “Biarkan keduanya wahai Abu Bakar, Karena ini adalah hari-hari raya. Itulah hari-hari Mina.”
Selain itu remaja #smartwithISLAM juga bisa mengasah kecerdasan disaat liburan, seperti dicontohkan ulama muda yang pasti juga meluangkan waktunya ketika liburan dengan kegiatan produktif seperti membuat kitab-kitab yang tenar hingga sekarang. Antara lain, Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina atau dikenal dengan nama Avicenna, yang hidup antara tahun 986-1037 M. Seorang ilmuwan muslim besar pada waktu itu. Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu, bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy. Buat kamu yang menuju atau berada disekitar usia remaja, ayo kita tingkatkan diri kita agar bisa seperti Ibnu Sina.
Penutup
Yuk kita mulai menata diri dimulai dengan belajar mengisi liburan dengan seabrek kebaikan. Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar setiap nafas kita senantiasa menjadi kebaikan dan penolong untuk kita di hari akhir nanti. Selamat berlibur! Selamat Memperdalam Islam! Selamat menjalin ukhwah! Dan tetap #smartwithISLAM.
Langganan:
Postingan (Atom)